Kamis, 18 Agustus 2011

BWF World Championships 2011 Lin Dan: ‘’Game ketiga sangat emosional’’


Pengembalian serve Chris Adcock yang ragu dari Zhang Nan kembali mengarah tinggi ke Zhang Nan langsung dismash kembali ke arah Chris, namun pengembalian bola Chris tanggung langsung di dropshot Zhao Yunley ke depan net namun Chris tak berhasil menjangkau kok. Satu poin diraih pasangan Zhang Nan/ Zhao Yunley atas Chris Adcock/ Imogen Bankier sekaligus menutup game kedua yang mengantar ganda campuran China meraih gelar juara di nomor ganda campuran.
Bulutangkis.com - Pengembalian serve Chris Adcock yang ragu dari Zhang Nan kembali mengarah tinggi ke Zhang Nan langsung dismash kembali ke arah Chris, namun pengembalian bola Chris tanggung langsung di dropshot Zhao Yunley ke depan net namun Chris tak berhasil menjangkau kok. Satu poin diraih pasangan Zhang Nan/ Zhao Yunley atas Chris Adcock/ Imogen Bankier sekaligus menutup game kedua yang mengantar ganda campuran China meraih gelar juara di nomor ganda campuran.

Partai pamungkas Kejuaraan Dunia yang berlangsung di Wembley Arena, London, Inggris ini dimenangkan pasangan Zhang Nan/ Zhao Yunlei unggulan satu atas ganda campuran gado-gado Inggris/Skotlandia bukan unggulan, Chris Adcock/ Imogen Bankier dalam pertarungan dua game 21-15, 21-7 dalam waktu 35 menit.

Penampilan Chris/ Imogen di final menjadi antiklimaks dari dua penampilan mereka sebelumnya. Di babak ketiga Chris/Imogen menyikat ganda campuran China, Jiaming Tao/ Tian Qing unggulan empat 21-16, 21-18, lalu di babak perempatfinal menekuk unggulan dua dari Indonesia, Tantowi Ahmad/ Liliyana Natsir dalam dua game 21-16, 21-19. Di final ketangguhan Chris/ Imogen bagaikan tak terlihat lagi, beberapa poin yang diraih Zhang/ Zhao terjadi akibat kesalahan sendiri Chris/ Imogen. Pada game kedua kesalahan sendiri semakin banyak terjadi, pengembalian Chris beberapa kali keluar lapangan dan bola-bola potongan Imogen di depan net beberapa kali gagal.

Kekalahan Chris Adcock/ Imogen Bankier ini gagal memberikan hiburan bagi penggemar-penggemarnya yang meramaikan Wembley Arena dan sekaligus gagal mengulang sukses seniornya, Nathan Robertson/ Gail Emms. Sementara bagi Zhang Nan/Zhao Yunlei, kemenangan menambah rekor kemenangan atas Chris/Imogen menjadi tiga kali kemenangan tanpa pernah kalah. Terakhir Zhang/Zhao menekuk Chris/Imogen pada Malaysia Open Superseries 2011 dalam pertarungan yang tak berlanjut saat kedudukan 6-4 pada game pertama.

Kemenangan Zhang Nan/ Zhao Yunley ini juga mengantarkan China menyapu bersih semua gelar dan membuktikan China merupakan kekuatan bulutangkis terkuat di dunia saat ini. Prestasi sapu bersih China ini merupakan yang ketiga kalinya, tahun lalu di Paris, Perancis dan tahun 1987 di Beijing, China.

Gelar pertama China diraih pasangan ganda putri yang menjadi unggulan satu, Wang Xiaoli/ Yu Yang YU yang menekuk rekannya Tian Qing/ Zhao Yunlei unggulan lima dalam dua game 22-20, 21-11.

Lin Dan peraih medali emas Olimpiade Beijing, China 2008 kembali membuktikan dirinya patut menjadi yang terbaik. Di partai final Lin Dan mematahkan ambisi Lee Chong Wei yang selangkah lagi merebut gelar juara dunia untuk pertama kali bagi Malaysia yang melaju ke final dengan menekuk juara dunia tahun lalu, Chen Jing di babak semifinal hanya dua game 21-13 21-9. Dalam partai yang begitu dramatis, Lin Dan akhirnya meraih kemenangan atas Lee Chong Wei setelah bertarung tiga game 20-22, 21-14, 23-21.

''Saya hanya berharap lawan saya akan membuat kesalahan. Saya puas untuk memainkan partai tambahan [dalam game ketiga]. Game ketiga sangat emosional. Saya harus berjuang begitu keras,'' ungkap Lin Dan dengan rasa sukacita, seperti yang kami kutip dari situs Badzine.net.

Lin Dan akhirnya meraih gelar juaranya yang keempat kalinya tahun ini setelah tahun 2006, 2007 dan 2009. Tahun lalu di Paris, Perancis, Lin Dan secara mengejutkan takluk di tangan pebulutangkis Korea, Park Sung Hwan di babak perempatfinal dengan skor 13-21, 13-21. Bagi Lin Dan tahun 2006 menjadi kenangan manis tersendiri, saat gelar juara dunia pertama direbutnya, bersamaan dengan dengan tunggal putri China, Xie Xingfang meraih gelar juara dunia yang kedua kali yang kini menjadi pasangan hidup Lin Dan.

Gelar juara tunggal putri menjadi milik China melalui unggulan dua, Wang Yihan yang bermain sempurna menekuk tunggal putri China Taipei, Chen Shao Chieh unggulan tujuh 21-15, 21-10. Sementara Shao Chieh bermain tidak seperti pada babak semifinal saat menekuk Juliane Schenk unggulan sembilan dari Jerman 21-18, 21-6, maupun saat menekuk unggulan satu dari China, Wang Shixian di perempatfinal 21-16, 21-17. Bagi Wang Yihan, juara Djarum Indonesia Open Premier Superseries 2011 kemenangan ini semakin mebuktikan dirinya bahwa dirinya layak menjadi tunggal putri nomor satu di dunia yang kini di tangan Wang Shixian.

Pasangan ganda putra China, Cai Yun/ Fu Haifeng membuktikan bahwa mereka masih belum bisa tergeser dari ganda putra terkuat dunia saat ini. Kali ini gelar juara menjadi milik Cai Yun/ Fu Haifeng yang menyumbang gelar keempat bagi China. Di partai final Cai Yun/ Fu Haifeng yang menjadi unggulan satu menekuk ganda putra Korea unggulan lima, Ko Sung Hyun/ Yoo Yeon Seong 24-22, 21-16. Sama seperti Lin Dan, gelar juara yang diraih Cai Yun/ Fu Haifeng kali ini merupakan gelar juara dunia yang keempat setelah tahun 2006, 2009, dan 2010.

Kembali pebulutangkis China tampil sempurna dengan memperlihatkan dominasi mereka pada semua nomor. China merebut gelar juara dunia pada semua nomor untuk pertama kalinya, sebuah catatan prestasi yang akan sulit dikejar negara lain. Pada kejuaraan bulutangkis Asia di Sichuan, China pada bulan April lalu, China juga menyapu bersih semua gelar juara dan menciptakan final sesama pebulutangkis China kecuali satu wakil non China yang tampil di babak final, pasangan ganda putra Jepang, Hirokatsu Hashimoto/ Noriyasu Hirata. (efka)

Hasil Pertandingan babak final (Minggu, 14/08/11):
Ganda Putri:
- Xiaoli WANG/Yang YU [1][CHN] vs Qing TIAN/Yunlei ZHAO [5][CHN] 22-20, 21-11
Tunggal Putra:
- Dan LIN [2][CHN] vs Chong Wei LEE [1][MAS] 20-22, 21-14, 23-21
Tunggal Putri:
- Yihan WANG [2][CHN] vs Shao Chieh CHENG [7][TPE] 21-15, 21-10
Ganda Putra:
- Yun CAI/Haifeng FU [1][CHN] vs Sung Hyun KO/Yeon Seong YOO [5][KOR] 24-22, 21-16
Ganda Campuran:
- Nan ZHANG/Yunlei ZHAO [1][CHN] vs Chris ADCOCK/Imogen BANKIER [ENG/SCO] 21-15, 21-7

sumber :badminton.com

Final Results World Championsips 2011 Drama 82 Menit Chong Wei-Lin Dan


Ambisi Lee Chong Wei untuk merebut mahkota Kejuaraan Dunia pertama kalinya sekaligus menciptkan sejarah bagi negaranya harus berujung pada akhir tak terduga. Dua kali mendapatkan ‘match point’ di set ketiga ternyata tidak didukung oleh mental juara yang sempurna membuatnya harus rela menunda impian tersebut di pesta Olimpiade tahun depan.
Bulutangkis.com - Ambisi Lee Chong Wei untuk merebut mahkota Kejuaraan Dunia pertama kalinya sekaligus menciptkan sejarah bagi negaranya harus berujung pada akhir tak terduga. Dua kali mendapatkan ‘match point’ di set ketiga ternyata tidak didukung oleh mental juara yang sempurna membuatnya harus rela menunda impian tersebut di pesta Olimpiade tahun depan.

Sejak pertama kalinya turnamen ini di gelar pada tahun 1977, Malaysia ternyata sebagai satu-satunya negara ‘powerhouse’ bulutangkis dunia yang belum sempat mencicipi gelar di turnamen level satu WBF. Tidak hanya Olimpiade, namun di turnamen Kejuaraan Dunia, tahun lalu pasangan ganda Koo Kien Keat/ Tan Boon Heong berhasi mengukir prestasi tertinggi dengan melenggang ke partai puncak. Namun sayangnya, keduanya harus mengakui ketangguhan Fu Haifeng/ Cai Yun dan membawa pulang gelar runner up.

Tahun ini, giliran Lee Chong Wei yang membuka peluang untuk menciptakan sejarah. Berhasil meniti hingga babak final dan menempati unggulan teratas di turnamen ini, Chong Wei harus kembali bertemu rival lamanya, Lin Dan yang sempat mencatat hattrick dari tahun 2007 hingga 2009. Meskipun dari 23 kali pertemuan keduanya Lin Dan masih unggul 15-8, publik negeri jiran sempat menyimpan asa kepada Chong Wei mengingat pada pertemuan terakhir, Lee mampu memetik kemanangan meyakinkan atas Lin, 21-17, 21-17 di turnamen All England tahun ini.

Di set pertama, pertandingan berlangsung cukup imbang meskipun Chong Wei senantiasa memimpin jalannya perolehan poin. Mendekati angka kritis, Lin Dan beberapa kali mampu menyamakan kedudukan di angka 14 dan berbalik memimpin 16-15. Lima angka beruntun yang dikoleksi Chong Wei mengantarnya pada ‘match point’ 20-16 namun keuletan Lin Dan kembali membuat kedudukan setara 20-20. Beruntung Lee mampu menutup set ini lebih dulu 22-20 dan mempuskan harapan Lin Dan.

Set kedua menjadi milik Lin Dan setelah berhasil mendominasi pertandingan dan unggul jauh 17-10. Berada di atas angin, tunggal terbaik China tersebut akhirnya berhasil memaksakan rubber set dengan memenangkan set ini, 21-14.

Duel terseru yang cukup alot akhirnya tersajii di set penentuan. Dominasi perolehan poin yang dibukukan Lin Dan pada paruh pertama, berhasil dipatahkan oleh Chong Wei untuk balik memimpin hingga kedudukan 16-13. Saling mengejar angka yang lebih intens dengan selisih satu poin dari pertarungan sengit kelas dunia kembali mengundang decak kagum para penonton Wembley Arena hingga kedudukan 19-19.

Chong Wei nyaris menutup set ini dengan kenangan manis ketika dua kali meraih ‘match point’ 20-19 dan 21-20. Namun Lin Dan yang hari ini tampil sempurna dan minim ‘unforced error’ berhasil membalikkan keadaan 22-21. Pengembalian Lee yang gagal melewati net akhirnya berujung pada kemenangan Lin Dan 23-21 sekaligus memastikan mahkotanya yang ke-4 di turnamen ini.

“Suatu kehormatan bisa tampil maksimal dalam pertandingan tadi tapi saya benar-benar merasa kecewa karena tidak mampu menyelesaikannya dengan sempurna,” ungkap Chong Wei yang usai pertandingan langsung meninggalkan arena karena kram yang dialaminya.

“Ini adalah turnamen Kejuaraan Dunia terbaik sepanjang karir saya dan saya sangat menanti untuk kembali ke Wembley pada Olimpiade tahun depan,” pungkasnya kemudian.

Sementara Lin Dan mengakui bahwa set ketiga merupakan pertandingan yang paling emosional, “Set ketiga sangat emosional. Saya harus berjuang keras. Saat mencapai match point, saya hanya berharap bahwa dia akan melakukan kesalahan.”

Aksi Sapu Bersih China

Keberhasilan Lin Dan ternyata mampu memotivasi para pebulutangkis negeri tirai bambu lainnya untuk menyapu bersih semua gelar. Wang Yihan (2) akhirnya memupuskan mimpi Cheng Shao Chieh (7) yang menjadi bintang di turnamen ini. Yihan yang lebih unggul dari sisi serangan dan strategi pertandingan akhirnya memetik kemenangan, 21-15, 21-10.

“Saya sudah beberapa kali menghadapi dia (Shao Chieh, red) sebelumnya dan saya tahu dia mampu kembali bangkit sehingga saya harus menampilkan yang terbaik,” papar Yihan.

Fu Haifeng/Cai Yun (1) akhirnya menciptakan ‘hattrick’ di turnamen ini sekaligus mengoleksi gelar ke-4 mereka dengan menyingkirkan ganda Korea, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong (5), 24-22, 21-16. Kedigjayaan China akhirnya tak terbantahkan ketika di sektor campuran, duet Zhang Nan/Zhao Yunlei (1) mengubur harapan tuan rumah, Chris Adcock/Imogen Bankier, 21-15, 21-7.

“Mereka mengontrol jalannya pertandingan dan hari ini mereka memang tampil lebih baik” ujar Imogen paska pertandingan.

Hal tersebut juga diamini oleh sang partner, Chris Adcok, “Pertandingan ini benar-benar luar biasa. Kita tidak pernah tampil sebaik beberapa hari terakhir namun mereka mampu memaksa kita menyerah. Itulah alasan mereka berada di peringkat satu dunia.”

Di sektor ganda putri yang mempertemukan sesama pasangan China, unggulan teratas Yu Yang/Wang Xiaoli akhirnya menjadi yang terbaik setelah menundukkan Tian Qing/ Zhao Yunlei (5) 22-20, 21-11. Prestasi ini sekaligus mengulang kesuksesan Yu Yang bersama Du Jing tahun lalu.

Aksi sapu bersih China ini merupakan ulangan sejarah yang ketiga kalinya sepanjang perhelatan Kejuaraan Dunia setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1987 dan 2010.

sumber: badminton