Bulutangkis.com - Kecintaan terhadap bulutangkis yang telah begitu mendarah daging pada diri seorang Candra Wijaya, bahkan yang telah membesarkan namanya, tak mudah membuatnya untuk melupakan ataupun menjauhinya dari bulutangkis. Bahkan kini Candra Wijaya mendedikasikan kecintaannya terhadap bulutangkis dengan membangun sekolah bulutangkis ‘’Candra Wijaya International Badminton Centre’’
Sekolah bulutangkis, yang sementara ini berada di Kosambi, Jakarta Barat menanti selesainya gor permanen di daerah Serpong, Tangerang, memiliki misi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas atlit untuk menjadi pebulutangkis top dunia. Sebuah tantangan baru yang ingin dicapai Candra Wijaya yang telah mencatat prestasi tertinggi bulutangkis serta mengharumkan nama bangsa di mata dunia.
Tak terbilang prestasi yang dicapai Candra Wijaya semasa berkarir di dunia bulutangkis yang belum ditinggalkan sepenuhnya. Tercatat beberapa prestasinya yang mengharumkan Indonesia di mata dunia. Di nomor perorangan, Candra Wijaya bersama Tony Gunawan meraih medali emas Olimpiade Sidney 2000, juara All England 1999. Bersama Sigit Budiarto, Candra Wijaya meraih gelar juara World Championship 1997 dan juara All England 2003. Di nomor beregu Candra Wijaya ikut menjadi tim Thomas Cup Indonesia sebanyak enam kali (1998, 2000, 2002, 2004, 2006 dan 2008) dan ikut mengantar Indonesia meraih Piala Thomas pada 1998, 2000 dan 2002. Candra Wijaya juga turut memperkuat tim Piala Sudirman sebanyak 6 kali (1997, 1999, 2001, 2003, 2005, dan 2007) dimana berhasil melangkah ke babak final sebanyak tiga kali (2001, 2005 dan 2007).
Disela-sela pelatihan bulutangkis yang dikelolanya, Candra Wijaya masih terus menekuni bulutangkis profesional. Candra Wijaya saat ini berpasangan dengan Luluk Hadiyanto, dan sebelumnya juga pernah kembali berpasangan dengan Tony Gunawan atau pun dengan adiknya Rendra Wijaya. Candra Wijaya selalu mampu tampil baik dengan pasangan yang berbeda-beda. Candra Wijaya dan Luluk Hadiyanto, mantan pebulutangkis nasional yang pernah berpasangan dengan Alvent Yulianto Chandra meraih juara di Indonesia Open 2004, kini berada di peringkat 41 dunia dan merupakan ganda terbaik ke empat Indonesia di bawah Markis Kido/ Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan/ Bona Septano dan Alvent Yulianto Chandra/ Hendra Aprida Gunawan, berdasarkan peringkat yang dikeluarkan Badminton World Federation (BWF) pada 28 April 2011. Candra Wijaya mengungkapkan masih akan turun di bulutangkis profesional walau mungkin nantinya tidak lagi berpasangan dengan Luluk Hadiyanto yang kini menyelesaikan kuliahnya di FISIP UI.
Tak mengherankan bila Candra Wijaya, kelahiran Cirebon, 16 September 1975, tetap berkiprah di dunia bulutangkis dan semakin mendedikasikan dirinya pada bulutangkis dengan mendirikan sekolah bulutangkis. Candra Wijaya merupakan putra kedua pasangan Hendra Wijaya dan Indranita berasal dari keluarga yang mencintai olahraga bulutangkis. Sang papa, Hendra Wijaya pebulutangkis handal di Cirebon seangkatan dengan Tjun Tjun, Christian Hadinata dan Iie Sumirat, ketiganya mantan pahlawan bulutangkis nasional. Hendra Wijaya, yang mengenalkan bulutangkis kepada Candra kecil pada usia 12 tahun, adalah pemilik klub bulutangkis Rajawali di Cirebon, Jawa Barat. Sementara sang kakak, Indra Wijaya, merupakan mantan pebulutangkis nasional,. Begitu juga dengan kedua adiknya juga menggeluti olahraga bulutangkis, Rendra Wijaya merupakan atlit PB Djarum, dan si bungsu Sandra Wijaya kini membantu sang kakak mengelola sekolah pelatihan bulutangkis.
Tak hanya mendirikan sekolah pelatihan bulutangkis, Candra Wijaya yang kini memiliki dua putra dari perkawinannya dengan Caroline Indriani, juga membuktikan dedikasinya di bulutangkis dalam bentuk lain, yang dinilai cukup unik. Sebagai pebulutangkis yang menekuni nomor ganda putra yang mengantarnya meraih prestasi tinggi di nomor ganda putra, Candra Wijaya mewujudkan dedikasinya dengan menyelenggarakan turnamen bulutangkis khusus pada nomor ganda putra dengan memberi nama, ‘’Candra Wijaya Men’s Doubles Badminton Championships’’ dan tahun ini telah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga sejak tahun 2009.
‘’Turnamen ini sebagai bentuk dedikasi dan kecintaan saya terhadap bulutangkis yang telah membesarkan nama saya,’’ ungkap Candra Wijaya saat obrol-obrol dengan media pers di Blok M, Jakarta belum lama berselang dalam rangka persiapan turnamen pada minggu mendatang.
Turnamen bulutangkis yang mengkhususkan pada nomor ganda putra ini akan berlangsung pada tanggal 11-14 Mei di GOR Bulutangkis, Asia - Afrika, Senayan, Jakarta, dengan total hadiah USD 25.000 atau sekitar Rp. 215 juta. Nomor ganda putra yang dipertandingkan ada lima ketegori, U15, U17, U19, Dewasa, dan Senior (total usia minimum 85 tahun).
Selain menyelenggarakan turnamen bulutangkis, Candra Wijaya juga akan memberikan penghargaan kepada pebulutangkis ganda putra yang kali ini akan diserahkan kepada Hadibowo dan Liem Swie King, keduanya merupakan pahlawan bulutangkis Indonesia saat merebut piala Thomas Cup dari China tahun 1984 dengan skor 3-2. Hadibowo berpasangan dengan Christian Hadinata, dan Liem Swie King berpasangan dengan Kartono. Penghargaan kepada pembina bulutangkis juga akan diberikan, kali ini penghargaan kepada Try Sutrisno mantan Ketua Umum PB PBSI.
Saat turnamen berlangsung akan dilaksanakan lelang raket bulutangkis milik legenda bulutangkis Indonesia, lelang lukisan burung Rajawali karya Toto Sianto, serta kegiatan penjualan photo-photo Candra Wijaya dalam berbagai aksinya di lapangan bulutangkis sepanjang karirnya di bulutangkis, serta penjualan cendera mata. Hasil lelang raket, penjualan lukisan dan photo Candra Wijaya dan cendera mata sebagian akan diberikan kepada masyarakat Jepang yang baru mengalami musibah gempa dan tsunami melalui Peduli Kasih Masyarakat Pencinta Bulutangkis Indonesia.
Aksi solidaritas ini merupakan memperat hubungan yang telah terjalin baik antara pemerintah Indonesia dan Jepang selama ini. Dan begitu juga dengan keramah tamahan masyarakat Jepang yang menerima Candra Wijaya saat menjadi pebulutangkis profesional membela klub bulutangkis Tonami di Jepang dari tahun 2006 hingga 2010.
Atas prestasi dan dedikasi Candra Wijaya pada dunia bulutangkis, penghargaan kepada Candra Wijaya juga mengalir, diantaranya Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden B.J. Habibie, Parama Krida Utama dari Menpora, Satya Karya Bhakti Olahraga Utama dari KONI Pusat dan Eddy Choon Award (Best Player of the Year - 2000).
Ingin mengenal sosok Candra Wijaya lebih jauh, dapat mengujungi website Candra Wijaya pada link berikut, www.cwibc.com atau www.cwibc.net. (fk)
Dalam rangka menyambut turnamen bulutangkis khusus ganda putra yang diselenggarakan Candra Wijaya, ‘’Candra Wijaya Men’s Doubles Badminton Championships 2011’’, Bulutangkis.com mengajak komunitas bulutangkis pengunjung portal Bulutangkis.com untuk mengenal Candra Wijaya lebih dekat dengan menyelenggarakan kuis kecil dan sederhana.
Adapun kuisnya sebagai berikut,
- Sebutkan nama-nama dua anak Candra Wijaya?
- Sebutkan alamat lengkap Candra Wijaya International Badminton Centre?
Cendera mata yang akan diberikan kepada,
- Lima (5) orang akan memperoleh cendera mata masing-masing kaos, topi, mug, notes dan pen dari Candra Wijaya International Badminton Centre.
- Lima (5) orang akan memperoleh cendera mata masing-masing kaos dari Candra Wijaya International Badminton Centre.
sumber: bulutangkis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar