Sabtu, 14 Januari 2012

Iker Casillas: El Clasico Tak Lagi Istimewa



Real Madrid berpeluang menghadapi Barcelona di babak perempat-final Copa del Rey, di mana tim asuhan Jose Mourinho telah mengantongi tiket setelah menyingkirkan Malaga dengan agregat gol 3-2.
Sementara, klub Catalan baru akan melakoni leg kedua babak perdelapan-final melawan Osasuna dengan keunggulan agregat gol 4-0.

Artinya, Los Blancos dan Barcelona akan bertemu lima kali sepanjang musim 2011-12, setelah dua kali bentrok di Piala Super Spanyol serta La Liga. Bagi Iker Casillas, laga El Clasico tidak lagi memiliki keistimewaan yang sama seperti dulu.
"Ketika laga itu masih jarang, memang terasa istimewa. Tapi jika [laga itu] terlalu sering, anda akan merasa jenuh," cetus kapten Real Madrid dan Spanyol kepada Mundo Deportivo.
"Menurut saya, karena kami melakoni begitu banyak pertandingan (El Clasico), terkadang rasanya laga ini sudah kehilangan keistimewaan," pungkas Casillas.
Jika Madrid dan Barca benar-benar bertemu di perempat-final Copa del Rey, leg pertama bakal digelar di Santiago Bernabeu pada 18 Januari, sementara tujuh hari berselang, laga kedua dihelat di Camp Nou.

sumber : goal.com

Kamis, 18 Agustus 2011

BWF World Championships 2011 Lin Dan: ‘’Game ketiga sangat emosional’’


Pengembalian serve Chris Adcock yang ragu dari Zhang Nan kembali mengarah tinggi ke Zhang Nan langsung dismash kembali ke arah Chris, namun pengembalian bola Chris tanggung langsung di dropshot Zhao Yunley ke depan net namun Chris tak berhasil menjangkau kok. Satu poin diraih pasangan Zhang Nan/ Zhao Yunley atas Chris Adcock/ Imogen Bankier sekaligus menutup game kedua yang mengantar ganda campuran China meraih gelar juara di nomor ganda campuran.
Bulutangkis.com - Pengembalian serve Chris Adcock yang ragu dari Zhang Nan kembali mengarah tinggi ke Zhang Nan langsung dismash kembali ke arah Chris, namun pengembalian bola Chris tanggung langsung di dropshot Zhao Yunley ke depan net namun Chris tak berhasil menjangkau kok. Satu poin diraih pasangan Zhang Nan/ Zhao Yunley atas Chris Adcock/ Imogen Bankier sekaligus menutup game kedua yang mengantar ganda campuran China meraih gelar juara di nomor ganda campuran.

Partai pamungkas Kejuaraan Dunia yang berlangsung di Wembley Arena, London, Inggris ini dimenangkan pasangan Zhang Nan/ Zhao Yunlei unggulan satu atas ganda campuran gado-gado Inggris/Skotlandia bukan unggulan, Chris Adcock/ Imogen Bankier dalam pertarungan dua game 21-15, 21-7 dalam waktu 35 menit.

Penampilan Chris/ Imogen di final menjadi antiklimaks dari dua penampilan mereka sebelumnya. Di babak ketiga Chris/Imogen menyikat ganda campuran China, Jiaming Tao/ Tian Qing unggulan empat 21-16, 21-18, lalu di babak perempatfinal menekuk unggulan dua dari Indonesia, Tantowi Ahmad/ Liliyana Natsir dalam dua game 21-16, 21-19. Di final ketangguhan Chris/ Imogen bagaikan tak terlihat lagi, beberapa poin yang diraih Zhang/ Zhao terjadi akibat kesalahan sendiri Chris/ Imogen. Pada game kedua kesalahan sendiri semakin banyak terjadi, pengembalian Chris beberapa kali keluar lapangan dan bola-bola potongan Imogen di depan net beberapa kali gagal.

Kekalahan Chris Adcock/ Imogen Bankier ini gagal memberikan hiburan bagi penggemar-penggemarnya yang meramaikan Wembley Arena dan sekaligus gagal mengulang sukses seniornya, Nathan Robertson/ Gail Emms. Sementara bagi Zhang Nan/Zhao Yunlei, kemenangan menambah rekor kemenangan atas Chris/Imogen menjadi tiga kali kemenangan tanpa pernah kalah. Terakhir Zhang/Zhao menekuk Chris/Imogen pada Malaysia Open Superseries 2011 dalam pertarungan yang tak berlanjut saat kedudukan 6-4 pada game pertama.

Kemenangan Zhang Nan/ Zhao Yunley ini juga mengantarkan China menyapu bersih semua gelar dan membuktikan China merupakan kekuatan bulutangkis terkuat di dunia saat ini. Prestasi sapu bersih China ini merupakan yang ketiga kalinya, tahun lalu di Paris, Perancis dan tahun 1987 di Beijing, China.

Gelar pertama China diraih pasangan ganda putri yang menjadi unggulan satu, Wang Xiaoli/ Yu Yang YU yang menekuk rekannya Tian Qing/ Zhao Yunlei unggulan lima dalam dua game 22-20, 21-11.

Lin Dan peraih medali emas Olimpiade Beijing, China 2008 kembali membuktikan dirinya patut menjadi yang terbaik. Di partai final Lin Dan mematahkan ambisi Lee Chong Wei yang selangkah lagi merebut gelar juara dunia untuk pertama kali bagi Malaysia yang melaju ke final dengan menekuk juara dunia tahun lalu, Chen Jing di babak semifinal hanya dua game 21-13 21-9. Dalam partai yang begitu dramatis, Lin Dan akhirnya meraih kemenangan atas Lee Chong Wei setelah bertarung tiga game 20-22, 21-14, 23-21.

''Saya hanya berharap lawan saya akan membuat kesalahan. Saya puas untuk memainkan partai tambahan [dalam game ketiga]. Game ketiga sangat emosional. Saya harus berjuang begitu keras,'' ungkap Lin Dan dengan rasa sukacita, seperti yang kami kutip dari situs Badzine.net.

Lin Dan akhirnya meraih gelar juaranya yang keempat kalinya tahun ini setelah tahun 2006, 2007 dan 2009. Tahun lalu di Paris, Perancis, Lin Dan secara mengejutkan takluk di tangan pebulutangkis Korea, Park Sung Hwan di babak perempatfinal dengan skor 13-21, 13-21. Bagi Lin Dan tahun 2006 menjadi kenangan manis tersendiri, saat gelar juara dunia pertama direbutnya, bersamaan dengan dengan tunggal putri China, Xie Xingfang meraih gelar juara dunia yang kedua kali yang kini menjadi pasangan hidup Lin Dan.

Gelar juara tunggal putri menjadi milik China melalui unggulan dua, Wang Yihan yang bermain sempurna menekuk tunggal putri China Taipei, Chen Shao Chieh unggulan tujuh 21-15, 21-10. Sementara Shao Chieh bermain tidak seperti pada babak semifinal saat menekuk Juliane Schenk unggulan sembilan dari Jerman 21-18, 21-6, maupun saat menekuk unggulan satu dari China, Wang Shixian di perempatfinal 21-16, 21-17. Bagi Wang Yihan, juara Djarum Indonesia Open Premier Superseries 2011 kemenangan ini semakin mebuktikan dirinya bahwa dirinya layak menjadi tunggal putri nomor satu di dunia yang kini di tangan Wang Shixian.

Pasangan ganda putra China, Cai Yun/ Fu Haifeng membuktikan bahwa mereka masih belum bisa tergeser dari ganda putra terkuat dunia saat ini. Kali ini gelar juara menjadi milik Cai Yun/ Fu Haifeng yang menyumbang gelar keempat bagi China. Di partai final Cai Yun/ Fu Haifeng yang menjadi unggulan satu menekuk ganda putra Korea unggulan lima, Ko Sung Hyun/ Yoo Yeon Seong 24-22, 21-16. Sama seperti Lin Dan, gelar juara yang diraih Cai Yun/ Fu Haifeng kali ini merupakan gelar juara dunia yang keempat setelah tahun 2006, 2009, dan 2010.

Kembali pebulutangkis China tampil sempurna dengan memperlihatkan dominasi mereka pada semua nomor. China merebut gelar juara dunia pada semua nomor untuk pertama kalinya, sebuah catatan prestasi yang akan sulit dikejar negara lain. Pada kejuaraan bulutangkis Asia di Sichuan, China pada bulan April lalu, China juga menyapu bersih semua gelar juara dan menciptakan final sesama pebulutangkis China kecuali satu wakil non China yang tampil di babak final, pasangan ganda putra Jepang, Hirokatsu Hashimoto/ Noriyasu Hirata. (efka)

Hasil Pertandingan babak final (Minggu, 14/08/11):
Ganda Putri:
- Xiaoli WANG/Yang YU [1][CHN] vs Qing TIAN/Yunlei ZHAO [5][CHN] 22-20, 21-11
Tunggal Putra:
- Dan LIN [2][CHN] vs Chong Wei LEE [1][MAS] 20-22, 21-14, 23-21
Tunggal Putri:
- Yihan WANG [2][CHN] vs Shao Chieh CHENG [7][TPE] 21-15, 21-10
Ganda Putra:
- Yun CAI/Haifeng FU [1][CHN] vs Sung Hyun KO/Yeon Seong YOO [5][KOR] 24-22, 21-16
Ganda Campuran:
- Nan ZHANG/Yunlei ZHAO [1][CHN] vs Chris ADCOCK/Imogen BANKIER [ENG/SCO] 21-15, 21-7

sumber :badminton.com

Final Results World Championsips 2011 Drama 82 Menit Chong Wei-Lin Dan


Ambisi Lee Chong Wei untuk merebut mahkota Kejuaraan Dunia pertama kalinya sekaligus menciptkan sejarah bagi negaranya harus berujung pada akhir tak terduga. Dua kali mendapatkan ‘match point’ di set ketiga ternyata tidak didukung oleh mental juara yang sempurna membuatnya harus rela menunda impian tersebut di pesta Olimpiade tahun depan.
Bulutangkis.com - Ambisi Lee Chong Wei untuk merebut mahkota Kejuaraan Dunia pertama kalinya sekaligus menciptkan sejarah bagi negaranya harus berujung pada akhir tak terduga. Dua kali mendapatkan ‘match point’ di set ketiga ternyata tidak didukung oleh mental juara yang sempurna membuatnya harus rela menunda impian tersebut di pesta Olimpiade tahun depan.

Sejak pertama kalinya turnamen ini di gelar pada tahun 1977, Malaysia ternyata sebagai satu-satunya negara ‘powerhouse’ bulutangkis dunia yang belum sempat mencicipi gelar di turnamen level satu WBF. Tidak hanya Olimpiade, namun di turnamen Kejuaraan Dunia, tahun lalu pasangan ganda Koo Kien Keat/ Tan Boon Heong berhasi mengukir prestasi tertinggi dengan melenggang ke partai puncak. Namun sayangnya, keduanya harus mengakui ketangguhan Fu Haifeng/ Cai Yun dan membawa pulang gelar runner up.

Tahun ini, giliran Lee Chong Wei yang membuka peluang untuk menciptakan sejarah. Berhasil meniti hingga babak final dan menempati unggulan teratas di turnamen ini, Chong Wei harus kembali bertemu rival lamanya, Lin Dan yang sempat mencatat hattrick dari tahun 2007 hingga 2009. Meskipun dari 23 kali pertemuan keduanya Lin Dan masih unggul 15-8, publik negeri jiran sempat menyimpan asa kepada Chong Wei mengingat pada pertemuan terakhir, Lee mampu memetik kemanangan meyakinkan atas Lin, 21-17, 21-17 di turnamen All England tahun ini.

Di set pertama, pertandingan berlangsung cukup imbang meskipun Chong Wei senantiasa memimpin jalannya perolehan poin. Mendekati angka kritis, Lin Dan beberapa kali mampu menyamakan kedudukan di angka 14 dan berbalik memimpin 16-15. Lima angka beruntun yang dikoleksi Chong Wei mengantarnya pada ‘match point’ 20-16 namun keuletan Lin Dan kembali membuat kedudukan setara 20-20. Beruntung Lee mampu menutup set ini lebih dulu 22-20 dan mempuskan harapan Lin Dan.

Set kedua menjadi milik Lin Dan setelah berhasil mendominasi pertandingan dan unggul jauh 17-10. Berada di atas angin, tunggal terbaik China tersebut akhirnya berhasil memaksakan rubber set dengan memenangkan set ini, 21-14.

Duel terseru yang cukup alot akhirnya tersajii di set penentuan. Dominasi perolehan poin yang dibukukan Lin Dan pada paruh pertama, berhasil dipatahkan oleh Chong Wei untuk balik memimpin hingga kedudukan 16-13. Saling mengejar angka yang lebih intens dengan selisih satu poin dari pertarungan sengit kelas dunia kembali mengundang decak kagum para penonton Wembley Arena hingga kedudukan 19-19.

Chong Wei nyaris menutup set ini dengan kenangan manis ketika dua kali meraih ‘match point’ 20-19 dan 21-20. Namun Lin Dan yang hari ini tampil sempurna dan minim ‘unforced error’ berhasil membalikkan keadaan 22-21. Pengembalian Lee yang gagal melewati net akhirnya berujung pada kemenangan Lin Dan 23-21 sekaligus memastikan mahkotanya yang ke-4 di turnamen ini.

“Suatu kehormatan bisa tampil maksimal dalam pertandingan tadi tapi saya benar-benar merasa kecewa karena tidak mampu menyelesaikannya dengan sempurna,” ungkap Chong Wei yang usai pertandingan langsung meninggalkan arena karena kram yang dialaminya.

“Ini adalah turnamen Kejuaraan Dunia terbaik sepanjang karir saya dan saya sangat menanti untuk kembali ke Wembley pada Olimpiade tahun depan,” pungkasnya kemudian.

Sementara Lin Dan mengakui bahwa set ketiga merupakan pertandingan yang paling emosional, “Set ketiga sangat emosional. Saya harus berjuang keras. Saat mencapai match point, saya hanya berharap bahwa dia akan melakukan kesalahan.”

Aksi Sapu Bersih China

Keberhasilan Lin Dan ternyata mampu memotivasi para pebulutangkis negeri tirai bambu lainnya untuk menyapu bersih semua gelar. Wang Yihan (2) akhirnya memupuskan mimpi Cheng Shao Chieh (7) yang menjadi bintang di turnamen ini. Yihan yang lebih unggul dari sisi serangan dan strategi pertandingan akhirnya memetik kemenangan, 21-15, 21-10.

“Saya sudah beberapa kali menghadapi dia (Shao Chieh, red) sebelumnya dan saya tahu dia mampu kembali bangkit sehingga saya harus menampilkan yang terbaik,” papar Yihan.

Fu Haifeng/Cai Yun (1) akhirnya menciptakan ‘hattrick’ di turnamen ini sekaligus mengoleksi gelar ke-4 mereka dengan menyingkirkan ganda Korea, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong (5), 24-22, 21-16. Kedigjayaan China akhirnya tak terbantahkan ketika di sektor campuran, duet Zhang Nan/Zhao Yunlei (1) mengubur harapan tuan rumah, Chris Adcock/Imogen Bankier, 21-15, 21-7.

“Mereka mengontrol jalannya pertandingan dan hari ini mereka memang tampil lebih baik” ujar Imogen paska pertandingan.

Hal tersebut juga diamini oleh sang partner, Chris Adcok, “Pertandingan ini benar-benar luar biasa. Kita tidak pernah tampil sebaik beberapa hari terakhir namun mereka mampu memaksa kita menyerah. Itulah alasan mereka berada di peringkat satu dunia.”

Di sektor ganda putri yang mempertemukan sesama pasangan China, unggulan teratas Yu Yang/Wang Xiaoli akhirnya menjadi yang terbaik setelah menundukkan Tian Qing/ Zhao Yunlei (5) 22-20, 21-11. Prestasi ini sekaligus mengulang kesuksesan Yu Yang bersama Du Jing tahun lalu.

Aksi sapu bersih China ini merupakan ulangan sejarah yang ketiga kalinya sepanjang perhelatan Kejuaraan Dunia setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1987 dan 2010.

sumber: badminton

Jumat, 22 Juli 2011

Audisi Umum PB Djarum 2011 23 Anak Menerima Beasiswa Bulutangkis

Bulutangkis.com - Setelah mengikuti masa karantina dari tanggal 11 Juli – 16 Juli 2011, sebanyak 23 anak akhirnya berhasil menerima beasiswa bulutangkis dari PB Djarum dari sejumlah 49 anak yang masuk karantina.

Jumlah peserta audisi tahun ini berjumlah 745 anak. Tahun lalu sejumlah 31 anak yang lolos dari 850 anak yang ikut mendaftar. “Kami memang tidak pernah mematok jumlah peserta audisi yang bisa lolos, tetapi kami lebih menekankan kepada kualitas atlet yang akan kami beri beasiswa nanti, bukan kepada kuantitas,” jelas Fung Permadi Team Manager PB Djarum saat berlangsungnya audisi di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah awal Juli lalu.

Selama masa karantina banyak aspek yang akan dinilai dari masing-masing anak calon penerima beasiswa bulutangkis PB Djarum. “Kami mencari atlet yang tangguh, pantang menyerah dan memiliki daya juang tinggi serta bermental juara,” tambah Fung Permadi. Tahun ini PB Djarum lebih maju lagi, atlit-atlit dinilai sesuai dengan potensinya masing-masing.

Berikut nama-nama atlit hasil Audisi Umum PB Djarum 2011.
14 nama atlit putra :
1. Dedi Mukti Indrianto (Purwodadi,1997) - Ganda
2. Restu Nur Arif Riyanto (Tasikmalaya, 7/16/1997) - (Klub Atlas Bandung Jabar) - Ganda
3. Danang Dwi Septiadi (Karanganyar, 9/13/1997) - (klub All Star Surakarta) - Tunggal/Ganda
4. Muh. Taufiqul Hafizh (Makassar, 3/27/1999) - (PBSI Kota Kediri) - Ganda
5. Ario Bimo Gagat Raino (Bandung, 5/20/1999) - (Klub Atlas Bandung Jabar) – Ganda
6. Max Bafasya Aditya Wibowo (Nganjuk, 12/30/1997) - (Klub Setia Kawan Nganjuk Jatim) – Ganda
7. Wiranto (Medan, 1998) – PB Indocafe - Ganda
8. Fauzi Ramadhan (Bandung, 2/8/1998) - (Klub SGS Bandung) – Tunggal
9. Calvin Ryan Mamonto (Manado, 3/29/1998) - (Klub Bhayangkara Minahasa) – Tunggal
10. Forverio Rivaldo (Pekalongan, 3/9/1999) - Champion Kudus - Tunggal
11. Antonio Valyanti Santoso (Malang, 5/3/1999) - (Klub E'France Kudus) - Tunggal
12. Langgeng Prakoso (Bekasi, 6/20/1999) - (Klub SBC Jakarta Timur) - Tunggal
13. Sulthan Akmalrullah (Malang, 7/29/1999) - (Klub Diponegoro) – Tunggal
14. Bagas Kristianto Nugroho(Klaten, 3/27/2000) - (Klub Kusuma Klaten) - Tunggal

9 nama atlit putri :
1. Agdevika Rochmadani S. (Karanganyar, 1/1/1998) - (PBSI Karanganyar) - Tunggal
2. Khoirun Nikmah (Sukoharjo, 1/3/1998) - (Klub Tangkis Sukoharjo) - Tunggal
3. Aisyah Nuraini (Sragen, 7/15/1999) - (Kurma Sukowati Sragen) - Tunggal
4. Tabitha Emilianikova Winarto (Denpasar, 8/4/1999) - (Klub Porwaja Bali) – Tunggal
5. Vania Indriani (Pekalongan, 4/30/1999) - (Klub Sanca Pekalongan) - Tunggal
6. Shazia Nikita (Tasikmalaya, 5/10/2000) - (Klub Garuga Mas Tasikmalaya) – Tunggal
7. Khonsa Wayya Surya Lakshita (Semarang, 7/31/2001) - (Klub Tri Star Karanganyar) – Tunggal
8. Vanadia Pranasa (Banyumas, 5/27/1999) - (Klub Delta Purwokerto) - Tunggal
9. Ghaida Nurul Ghaniya (Bandung,9/5/1998) - (Klub Bina Putra SBU Bandung) – Tunggal

sumber : http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=7125

Minggu, 17 Juli 2011

Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold 2011 Taufik Tersingkir di Perempatfinal

Bulutangkis.com - Taufik Hidayat satu-satunya pebulutangkis Indonesia yang mengikuti turnamen Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold 2011 tersingkir di babak perempat final menghadapi pebulutangkis Jerman, Marc Zwiebler Kamis (14/07/11) di Los Angeles, Amerika Serikat.

Dalam pertarungan selama 43 menit, Taufik yang menjadi unggulan satu harus mengakui keunggulan Marc Zwiebler unggulan enam dalam duel dua game 16-21, 15-21. Kemenangan ini mengantarkan Marc ke babak semi final menghadapi pebulutangkis Vietnam unggulan tiga, Nguyen Tien Minh yang mengkandaskan unggulan lima dari China, Bao Chunlai, 21-18, 21-15.

Kegagalan Bao Chunlai melengkapi kegagalan China pada turnamen berhadiah total USD 120.000 ini. Pebulutangkis-pebulutangkis China yang biasanya tampil perkasa di setiap turnamen yang diikuti, kali ini harus menelan pil pahit. Empat wakil China lainnya tersingkir pada babak perempat final. Lu Xuerui yang menjadi unggulan empat harus mengakui keunggulan bintang Thailand, Inthanon Ratchanok unggulan tujuh hanya dalam dua game 23-25, 18-21. Tunggal putri lainnya, Lu Lan tersingkir dramatis menghadapi pebulutangkis China Taipei, Tai Tzu Ying 19-21, 21-18, 20-22.

Di nomor ganda campuran China juga harus kehilangan kesempatan meraih gelar juara setelah pasangan Qiu Zihan/ Yixin Bao kandas menghadapi ganda campuran Korea, Lee Yong Dae/ Ha Jung Eun 17-21, 11-21. Sedangkan pasangan ganda putri China ‘Duo Luo’ Luo Ying/ Luo Yu tersingkir saat menghadapi ganda putri Korea unggulan delapan, Jung Kyung Eun/ Kim Ha Na.

Satu wakil tuan rumah Amerika Serikat yang masih bertahan menjaga asa meraih gelar juara ada pada nomor ganda putra. Tony Gunawan, pebulutangkis asal Indonesia yang berpasangan dengan Howard Bach asal Vietnam melangkah ke babak semifinal setelah meraih kemenangan tanpa bertanding atas ganda putra Jerman, Ingo Kindervater/ Johannes Schoettler. (*)

sumber: http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=7119

Sabtu, 02 Juli 2011

Prestasi Bulutangkis Indonesia di Delapan Kejuaraan Dunia



Kegagalan Indonesia merebut gelar juara di turnamen Indonesia Open beberapa hari yang lalu membuat ane dan agan-agan semuanya geram tentunya. Ini tahun ketiga kita gagal memperoleh gelar juara di kandang sendiri.  Kegagalan tersebut membuat ane terpanggil untuk mengumpulkan data prestasi bulutangkis Indonesia di tujuh kejuaraan dunia diantaranya Piala Sudirman, Thomas Cup, Uber Cup, Asian Games, Olimpiade, All England, Kejuaraan Dunia Bulutangkis (BWF), dan Indonesia Open.

Bukan maksud membanding-bandingkan dengan masa lalu. tapi inilah kenyataannya, prestasi bulutangkis Indonesia mengalami penurunan. Ane cuma mau mengingatkan kejayaan bulutangkis Indonesia pada masa lalu.  Jangan menyalahkan pemerintah ataupun PBSI, walaupun mungkin memang ada yang salah dengan kebijakan dan pembinaan atlet. Tanya pada diri kita sendiri, apakah kita sudah mendukung bulutangkis Indonesia secara total, bukan hanya datang menonton kejuaraan bulutangkis, tapi memberikan perhatian pada bulutangkis Indonesia. Jujur ane saja baru tau kemarin saat Indonesia Open ada pemain-pemain hebat seperti Tantowi Ahmad, Nadya Melati, Bona Septano, dll. Mungkin kebanyakan dari kita hanya tau Taufik Hidayat. Jadi mulai sekarang mari kita beri perhatian untuk bulutangkis Indonesia, cabang olahraga yang dari dahulu menjadi pelipur lara saat Indonesia minim prestasi.

Berikut adalah data prestasi Bulutangkis Indonesia :
Piala Sudirman:

  • 1989 Juara
  • 1991 Runner Up
  • 1993 Runner Up
  • 1995 Runner Up
  • 2001 Runner Up
  • 2005 Runner Up
  • 2007 Runner Up
 Thomas Cup:
  • 1958 Juara
  • 1961 Juara
  • 1964 Juara
  • 1967 Runner Up
  • 1970 Juara
  • 1973 Juara
  • 1976 Juara
  • 1979 Juara
  • 1982 Runner Up
  • 1984 Juara
  • 1986 Runner Up
  • 1992 Runner Up
  • 1994 Juara
  • 1996 Juara
  • 1998 Juara
  • 2000 Juara
  • 2002 Juara
  • 2010 Runner Up
Uber Cup:
  • 1969 Runner Up
  • 1972 Runner Up
  • 1975 Juara
  • 1978 Runner Up
  • 1981 Runner Up
  • 1986 Runner Up
  • 1994 Juara
  • 1996 Juara
  • 1998 Runner Up
  • 2008 Runner Up
Asian Games:
  • Beregu Putra
    1998, 1994, 1978, 1970, 1962
  • Beregu Putri
    1962
  • Tunggal Putra
    1962 Tan Joe Hock
    1966 Ang Tjin Siang
    1978 Liem Swie King
    1994 Hariyanto Arbi
    2002 Taufik hidayat
    2006 Taufik Hidayat
  • Tunggal Putri
    1962 Minarni
  • Ganda Putra
    1974 Tjun Tjun/Johan Wahjudi
    1982 Christian Hadinata/Icuk Sugiarto
    1994 Ricky Subagja/Rexy Mainaky
    1998 Ricky Subagja/Rexy Mainaky
    2010 Markis Kido/Hendra Setiawan
  • Ganda Putri
    1962 Minarni/Retno Kustijah
    1966 Minarni/Retno Kustijah
    1978 Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna
  • Ganda Campuran
    1974 Christian Hadinata/Regina Masli
    1982 Christian Hadinata/Ivana Lie
Olimpiade:
  • Tunggal Putra
    1992 Alan Budikusuma
    2004 Taufik Hidayat
  • Tunggal Putri
    1992 Susi Susanti
  • Ganda Putra
    1996 Ricky Subagja/Rexy Mainaky
    2000 Tony Gunawan/Candra Wijaya
    2008 Markis Kido/Hendra Setiawan
All England:
  • Tunggal Putra
    1968 Rudy Hartono
    1969 Rudy Hartono
    1970 Rudy Hartono
    1971 Rudy Hartono
    1972 Rudy Hartono
    1973 Rudy Hartono
    1974 Rudy Hartono
    1976 Rudy Hartono
    1978 Liem Swie King
    1979 Liem Swie King
    1991 Ardi B. Wiranata
    1993 Haryanto Arbi
    1994 Haryanto Arbi
  • Tunggal Putri
    1990 Susi Susanti
    1991 Susi Susanti
    1993 Susi Susanti
    1994 Susi Susanti
  • Ganda Putra
    1972 Christian Hadinata/Ade Chandra
    1973 Christian Hadinata/Ade Chandra
    1974 Tjun Tjun/Johan Wahyudi
    1975 Tjun Tjun/Johan Wahyudi
    1977 Tjun Tjun/Johan Wahyudi
    1978 Tjun Tjun/Johan Wahyudi
    1979 Tjun Tjun/Johan Wahyudi
    1980 Tjun Tjun/Johan Wahyudi
    1981 Kartono/Heryanto
    1984 Kartono/Heryanto
    1992 Rudy Gunawan/Eddy Hartono
    1994 Rudy Gunawan/Bambang Suprianto
    1995 Rexy Mainaky/Ricky Subagja
    1996 Rexy Mainaky/Ricky Subagja
    1999 Tony Gunawan/Candra Wijaya
    2001 Tony Gunawan/Halim Heryanto
    2003 Sigit Budiarto/Candra Wijaya
Kejuaraan Dunia Bulutangkis:
  • Tunggal Putra
    1980 Rudy Hartono
    1983 Icuk Sugiarto
    1993 Joko Suprianto
    1995 Haryanto Arbi
    2001 Hendrawan
    2005 Taufik Hidayat
  • Tunggal Putri
    1977 Minarni Sudaryanto
    1980 Verawaty Wharjo
    1991 Sarwendah Kusumawardhani
    1993 Susi Susanti
  • Ganda Putra Putra
    1977 Tjun Tjun/Johan Wahyudi
    1980 Christian Hadinata/Ade Chandra
    1983 Christian Hadinata/Ade Chandra
    1985 Liem Swie King/Hariamanto Kartono
    1993 Ricky Subagja/Rudy GUnawan
    1995 Ricky Subagja/Rexy Mainaky
    1997 Candra Wijaya/Sigit Budiarto
    2001 Tony Gunawan/Halim Haryanto
    2007 Markis Kido/Hendra Setiawan
  • Ganda Putri
    1980 Imelda Wiguna/Verawaty Wiharjo
    1995 Lili Tampi/Finarsih
  • Ganda Campuran
    1980 Christian Hadinata/Imelda Wiguna
    2005 Nova Widiyanto/Liliyana Natsir
    2007 Nova Widiyanto/Liliyana Natsir
Indonesia Open:
  • 1982 Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra
  • 1983 Sapu Bersih
  • 1984 Tunggal Putra, Ganda Putra, Ganda Campuran
  • 1985 Ganda Putra
  • 1986 Tunggal Putra, Ganda Putra, Ganda Putri
  • 1987 Ganda Putra, Ganda Putri
  • 1988 Tunggal Putra, Ganda Putri, Ganda Campuran
  • 1989 Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri, Ganda Campura
  • 1990 Tunggal Putra, Ganda Campuran
  • 1991 Tunggal Putra, Tunggal Putri
  • 1992 Tunggal Putra, Ganda Putra, Ganda Putri 
  • 1993 Tunggal Putra, Ganda Putra, Ganda Putri, Ganda Campuran
  • 1994 Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri, 
  • 1995 Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Campuran
  • 1996 Sapu Bersih
  • 1997 Sapu Bersih
  • 1998 Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri, Ganda Campuran
  • 1999 Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Campuran
  • 2000 Tunggal Putra, Ganda Putra
  • 2001 Sapu Bersih
  • 2002 Tunggal Putra, Ganda Campuran
  • 2003 Tunggal Putra
  • 2004 Tunggal Putra, Ganda Putra
  • 2005 Ganda Putra, Ganda Campuran
  • 2006 Tunggal Putra, Ganda Putra
  • 2007 -
  • 2008 TUnggal Putra, Ganda Putri
  • 2009 -
  • 2010 -
  • 2011 -

Selasa, 28 Juni 2011

Djarum Indonesia Open Premier Superseries 2011 Cai Yun/Fu Haifeng Raih Gelar Juara Ganda Putra



Bulutangkis.com - Pasangan Cai Yun/Fu Haifeng dari China memenangkan pertarungan ganda putra melawan rekannya dari China, Chai Biao/ Guo Zhendong pada babak final Djarum Indonesia Open Premier Superseries 2011 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta siang ini (Minggu, 26/06/11).

Gelar juara diraih Cai/Fu dalam pertarungan dua game 21-13, 21-12 untuk menaklukkan Chai/ Guo. Pada awal game pertama pasangan Cai/Fu mendapat tekanan dari Chai/Guo dan tertinggal 9-11 hingga paruh awal game pertama. Namun kematangan yang dimiliki Cai/Fu mampu mengejar angka dan menyelesaikan game dengan skor 21-13.

Sama seperti pada game pertama Cai/Fu tertinggal lebih dulu pada angka 8-11 dari Chai/Guo yang banyak melakukan serangan. Pertahanan Chai/Guo juga cukup solid dimana saat Chai menerima serangan smash yang beruntun mampu dikembalikan. Namun sayang di paruh kedua pada game kedua, Chai Biao/Guo Zhendong banyak melakukan kesalahan yang berakibat bola-bola out. Game kedua menjadi milik Cai Yun/Fu Haifeng 21-12.

Partai final ganda putra sesama pebulutangkis China ini terjadi setelah kedua pasangan ini menaklukkan dua ganda putra Indonesia di semifinal kemarin (Sabtu, 25/06/11). Cai Yun/Fu Haifeng menekuk peraih medali emas Olimpiade Beijing, China 2008, Markis Kido/Hendra Setiawan 21-18, 21-15, sedangkah Chai/Guo menekuk pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Bona Septano 18-2, 21-11, 21-18.

Pasangan Cai Yun/Fu Haifeng merasa gembira kembali bisa merebut juara setelah pada tahun 2007. ''Mereka (Chai Biao/Guo Zhendong - red) mainnya kurang bagus, sehingga kami bisa memenangkan pertadingan,'' Fu Haifeng menilai permainan juniornya. Fu Haifeng menambahkah siapapun yang keluar sebagai juara tidak menjadi masalah karena gelar juara menjadi milik China.

Fu Haifeng juga memberikan penilaian yang baik terhadapa penonton di Istora Senayan, Jakarta yang antusias dan sportif.

Dengan kemenangan ini, Caiyun/ Fu Haifeng memperoleh hadiah sebesar USD 47.400, sedangkan pasangan Chai Biao/ Guo Zhendong memperoleh USD 22.800,- (efka)



sumber: http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&artid=7079